Aku tak bisa
memilih
Dimana aku
kan lahir
Tempatku
bernaung
Dari semua
tragedi dunia ini
Bahkan aku
tak mengerti
Mengapa aku
harus ada
Bila waktu
dapat kuputar lagi
Aku memilih
tuk jadi khayalan saja
Aku
menggoreskan tinta
Pada setiap
lembaran perjalanan
Hidupku
terus berputar
Bahkan semua
sudah terlambat
Kini aku
berada dalam badai kehidupan
Bahkan
akupun hanya bisa meneteskan air mata
Akan
kerasnya dunia
Bahkan di
tempat ku bernaung dari bahaya
Dia pemimpin
Dia memimpin
Tapi aku
menangis
Mengapa ini
adalah tragis
Aku ditusuk
Dengan jarum
– jarum hidup
Aku diiris
Dengan pisau
tajam bergigi
Aku ingin
menyerukan suaraku
Aku ingin
bebas
Tapi semua
sudah terlambat
Aku berada
dalam penjara
Aku hanya
meminta kalian mendengarku
Tapi,
mengapa lidah tajam itu selalu membalasku
Bahkan aku
berpikir
Apakah aku
memang benar – benar terlahir
Bahkan ketika
air mata ini mengalir
Engkau masih
mencabik hati ini
Engkau masih
mencaci aku
Aku tak
mengerti apa keinginanmu
Aku ingin
terdampar di pulau tak bernama
Aku ingin
terlempar jauh ribuan mil
Aku ingin
tersesat dan tak bisa kembali
Aku ingin
semua ini tak meninggalkan memori
Ingin aku
hidup dalam ilusi
Aku ingin
tersenyum bahagia
Ingin
semuanya ini tak pernah terjadi
Aku bertanya
– tanya
Tuhan...
mengapa
hidup harus sepahit ini
Mengapa
engkau turunkan aku
Inikah yang
namanya tragedi
Goresan
ini...
Tak pernah
ku rancang
Aku ingin
bermimpi
Seakan dunia
ini adalah pertunjukan
Aku ingin
tersenyum terus
Aku tak
ingin tersedu – sedu
Mengapa
nasib ini tak berubah sedikitpun
Aku tidak
ingin terpuruk
Bertanya –
tanya
Mencari –
cari
Aku terpaksa
Menutup
goresan ini